Beberapa Kebiasaan Saya saat Baru Menyewa VPS

Kebiasaan Saya saat Baru Menyewa VPS

Table of Contents

Walaupun sedikit lebih ribet dibandingkan shared hosting yang telah terinstall cpanel, VPS memberikan kita kebebasan dalam melakukan konfigurasi dan penginstallan softwarenya.

Jika di shared hosting dengan cpanel kita bisa langsung menggunakan web ui untuk melakukan manajemen pada servernya, di VPS linux yang bukan managed mau tidak mau admin harus menguasai skill command line interface (CLI).

Jika Anda baru pertama kali menggunakan VPS, Anda tidak harus menguasai semua perintah CLI. Cukup yang penting-penting dan sering-sering digunakan saja.

Bahkan, saya hanya tahu ls dan cd saja waktu pertama kali menggunakannya. Sisanya saya googling dan copy paste. Setelah AI semakin populer dan umum digunakan, seharusnya hal itu lebih mudah.

Selain itu, saya juga memiliki beberapa kebiasaan saat baru menyewa VPS yang sebenarnya saya pelajari dari blog digitalocean (VPS pertama saya telah saya sewa di situ).

Menurut saya kebiasaan itu cukup masuk akal dan saya menambahkan beberapa poin tambahan untuk melengkapinya.

Ingin tahu bagaimana? Lanjut...

Login sebagai Default Root

Biasanya, saat baru menyewa VPS, penyewa akan diberi halaman dashboard berbasis web untuk menyalakan, mematikan, merestart dan memanage VPS. Di situ biasanya tercantum ip dan root password VPS penyewa.

Gunakan ip dan password tadi untuk login ke VPS:

ssh root@ip-vps

Menambah sudo User

Menggunakan root untuk memanajemen VPS sehari-hari tidak seharusnya dilakukan, karena jika akun root VPS Anda dibobol, maka pembobol VPS Anda akan mendapatkan akses penuh terhadap VPS Anda.

Maka, kita harus membuat user untuk administrasi yang harus memasukan credentials setiap melakukan perintah root.

adduser namauseranda

Sesuaikan "namauseranda" dengan nama pilihan Anda.

Selanjutnya, daftarkan "namauseranda" ke dalam grup sudo:

usermod -aG sudo namauseranda

Menginstall UFW untuk Manajemen Firewall

Firewall dapat memblokir akses ke port VPS Anda sehingga akan menambah perlindungan terhadap VPS Anda. Untuk menginstallnya:

apt install ufw

Secara default, saat UFW diaktifkan, maka semua port akan terblokir, jika saat itu Anda menggunakan ssh dan ssh belum diberi izin, maka koneksi ssh Anda akan terputus dan Anda tidak bisa melanjutkan manajemen VPS Anda via ssh.

Oleh karena itu, mari kita izinkan ssh.

Untuk melihat daftar aplikasi yang bisa diterapkan dengan UFW:

ufw app list

Pastikan di daftar tadi ada OpenSSH.

Selanjutnya, kita izinkan ssh:

ufw allow OpenSSH

Karena sekarang UFW masih inaktif:

ufw status

Maka mari kita aktifkan:

ufw enable

Sekarang cek lagi statusnya:

ufw status

Selanjutnya, kita akan melakukan manajemen dengan "namauseranda" yang sudah bisa melakukan sudo. Oleh karena itu, mari kita logout:

logout

SSH Sebagai namauseranda

Sekarang, kembali login ke SSH dengan namauseranda:

ssh namauseranda@ip-vps

Kemudian cek bahwa namauseranda sudah berada dalam group sudo:

groups

Jika ada group "sudo" di daftarnya, berarti kita siap.

Mengganti Mirror Repository APT

Jika kita menyewa VPS di penyedia tertentu dan menginstall Ubuntu Server di dalamnya, terkadang mirror dari apt yang digunakan berada di server yang jauh.

Saya pernah mendapatkan mirror bawaan di Eropa dan speed-nya sangat rendah.

Jika keadaannya seperti itu, kita perlu mengganti mirrornya ke lokasi yang dekat.

Namun, kita harus mengeceknya dulu:

sudo apt update

Jika daftar domain mirror apt yang muncul di outputnya semacam "de.archive.ubuntu.com" atau yang lain, yang kira-kira jauh, itu artinya kita perlu menggantinya.

Untuk menggantinya, backup daftar mirror defaultnya terlebih dahulu:

sudo cp /etc/apt/sources.list.d/ubuntu.sources /etc/apt/sources.list.d/ubuntu.sources.backup

Kemudian ubah prefix domain dari "de.*" ke "id.*":

sudo nano /etc/apt/sources.list.d/ubuntu.sources

Lakukan secara manual saja.

Catatan: Jika Anda melakukan kesalahan di sini dan Anda tidak tahu apa yang akan anda lakukan, gunakan backup tadi, yang ada di "/etc/apt/sources.list.d/ubuntu.sources.backup".

Selanjutnya, update repository:

sudo apt update

Jika Anda ingin upgrade package sekalian, gunakan perintah ini:

sudo apt upgrade

Menginstall Docker

Dulu, waktu saya menggunakan Windows, saya pernah memiliki prasangka buruk terhadap aplikasi ini.

Itu karena, di Windows, Docker hanya bisa berjalan dengan virtualisasi yang umumnya menggunakan RAM cukup besar.

Saya bertanya-tanya, untuk apa pula menggunakan sistem yang boros memori seperti itu?

Setelah saya pindah ke linux dan menginstall Docker, saya baru menyadari bahwa kenyataannya tidak seburuk itu di linux.

Bahkan saya telah menginstall Docker di VPS low end saya dan penggunaan memorinya tidak terlalu besar.

Untuk menginstallnya, jalankan perintah ini:

sudo apt update

sudo apt install curl

Kemudian ini:

sudo apt install apt-transport-https ca-certificates curl software-properties-common

Kemudian ini:

curl -fsSL https://download.docker.com/linux/ubuntu/gpg | sudo gpg --dearmor -o /usr/share/keyrings/docker-archive-keyring.gpg

Kemudian ini:

echo "deb [arch=$(dpkg --print-architecture) signed-by=/usr/share/keyrings/docker-archive-keyring.gpg] https://download.docker.com/linux/ubuntu $(lsb_release -cs) stable" | sudo tee /etc/apt/sources.list.d/docker.list > /dev/null

Kemudian ini:

sudo apt update
apt-cache policy docker-ce

Di sini mungkin Anda akan melihat bahwa repository docker telah ditambahkan ke apt list.

Selanjutnya:

sudo apt install docker-ce

Pastikan docker daemon berjalan:

sudo systemctl status docker

Di titik ini, Anda sudah bisa menggunakan perintah docker, tapi harus pakai sudo.

Untuk menjalankannya tanpa sudo, masukkan namauseranda ke grup docker:

sudo usermod -aG docker ${USER}

${USER} adalah nama user saat ini, yakni namauseranda.

Selanjutnya:

su - ${USER}

Cek group:

groups

Mulai saat ini, Anda dapat menjalankan perintah docker tanpa sudo.

Menginstall Portainer dengan Docker

Docker adalah aplikasi CLI secara default.

Jadi, sebenarnya Anda siap menggunakannya sekarang jika Anda merasa nyaman dengan CLI.

Jika Anda ingin web ui untuk docker, Anda bisa menggunakan aplikasi bernama Portainer yang juga berjalan dengan docker.

Untuk menginstallnya, buat volume untuk portainer dulu:

docker volume create portainer_data

Kemudian:

docker run -d -it -p 9000:9000 -p 9443:9443 --name portainer --restart=always -v /var/run/docker.sock:/var/run/docker.sock -v portainer_data:/data portainer/portainer-ce:latest

Sekarang Anda bisa mengaksesnya dengan browser Anda di http://ip-vps:9000

Buat akunnya terlebih dahulu dan gunakan untuk login ke dalamnya.

Berikut ini ilustrasi Portainer:

Penutup

Begitulah kebiasaan saya saat baru menyewa VPS.

Apakah itu merupakan kebiasan baik, buruk, atau di antaranya, silakan Anda nilai sendiri.

Mungkin, seiring Anda terbiasa menggunakan VPS, Anda akan melengkapi poin-poin yang telah saya lakukan sebelumnya dan menyempurnakannya.