Trik Coding Sederhana untuk Menghemat Rokok

Trik Coding Sederhana untuk Menghemat Rokok

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk usia di bawah umur. 

Seperti yang mungkin kita sudah ketahui, bahwa rokok tak semurah dulu walaupun rokok itu tetap enak bagi saya.

Dulu, 1 slop rokok filter favorit saya harganya Rp. 90 ribuan. Sekarang entah sudah berapa kali lipat.

Namun, sebagai programmer, tidak seharusnya saya mengeluhkan hal tersebut tanpa mencari solusi, karena programmer adalah problem solver yang pekerjaannya adalah memberi solusi.

Untungnya, pelajaran coding itu bisa digunakan tidak hanya pada komputer, namun juga dalam kehidupan sehari hari.

Saya ingat bahwa rumus Pythagoras, yang masih dalam cakupan ilmu Matematika, yang mana Matematika itu sendiri termasuk hal yang bisa dilakukan dengan coding, saya terapkan saat mau menyebrangi lapangan sekolah SMA saya dulu.

Waktu itu saya selalu mengambil jalur diagonal dari sisi kanan depan sekolah saya ke ruang kelas saya yang ada di seberang kiri jika awalnya saya dari posisi tersebut, karena lebih hemat energi.

Saya juga ingat bahwa itu masih sejalan dengan algoritma pathfinding jika antara sisi kanan depan sekolah saya ke ruang kelas saya tidak ada obstacle.

Lalu, bagaimana bisa trik coding menghemat biaya rokok?

Ini yang menarik.

Struktur data rokok non filter, sebenarnya terdiri dari:

  • Kertas linting (papir)
  • Tembakau
  • Lem

Jika dienkapsulasi dalam sebuah class seperti ini:

class Rokok{
    constructor(){
        this.tembakau = "mole";
        this.papir = "merk tertentu";
        this.lem = "merk tertentu";
    }
}

Pada merk rokok termurah yang saya ketahui (non filter), harga per slop (10 bungkusnya) adalah Rp. 93.000, yang jika isi per bungkusnya adalah 12 batang, harga rokok per batangnya kira-kira sekitar Rp. 775.

Padahal, jika kita dekonstruksi class tadi jadi elemen-elemennya dan kita perkirakan berat atau jumlahnya, maka kita dapati bahwa per batang rokok terdapat kira-kira:

  • Tembakau = 1 gram.
  • Papir = 1 lembar
  • Lem = sangat sedikit

Yang jika kita hitung perkiraan harganya satu per satu:

  • Tembakau Mole = Rp. 16.000 per 80 gram = Rp. 200 per gram.
  • Papir = Rp. 1000 per pcs, kira kira ada 50 lembar = Rp. 20 per lembar.
  • Lem = bisa dianggap Rp. 0.

Total harga rokok jika dirakit sendiri adalah sekitar Rp. 220 per batang.

Istilah "merakit rokok sendiri" ini dikenal sebagai "tingwe" atau "nglinting dewe" atau dalam bahasa Inggrisnya adalah "tobacco rolling". Itu adalah teknik yang terbukti bisa menghemat biaya rokok.

Tapi, ada kekurangannya

Proses melinting tembakau sendiri itu cukup membuat saya sulit fokus, karena jika takaran tidak tepat, rokok bisa terlalu longgar atau terlalu padat.

Jadi, saya perlu konsentrasi pada tangan saya saat melinting. Padahal, biasanya saya merokok saat bekerja.

Lalu, apa solusinya?

Nah, di sinilah yang menarik. Sebenarnya, kita bisa menggunakan teknik coding yang cukup sederhana dan umum dilakukan untuk melinting rokok tadi. Teknik tersebut adalah Buffering.

Inilah kutipan tentang buffer di Wikipedia:

In computer science, a data buffer (or just buffer) is a region of memory used to store data temporarily while it is being moved from one place to another.

Daripada kita melakukan pekerjaan sambil melinting rokok, yang akibatnya tidak fokus dan menyebabkan kesalahan, lebih baik gunakan event-event di mana kita sedang tidak melakukan suatu task. Kemudian, hasil lintingan tadi dimasukkan ke buffer.

Misalnya, lakukan linting saat kita istirahat, mengantuk, bosan, dan semacamnya di tengah pekerjaan kita. Apalagi, dengan penggunaan alat linting yang tepat, melinting hingga 16 batang rokok bisa dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Setelah 16 batang rokok masuk buffer, kita siap menikmatinya sambil kembali bekerja.

Dengan demikian, biaya merokok makin hemat tanpa mengorbankan fokus kita dalam bekerja.

Penutup

Itu adalah sebagian kecil dari penerapan ilmu pemrograman dalam kehidupan sehari-hari. Sepertinya masih ada banyak teknik coding lainnya yang belum terpikirkan oleh saya. Mungkin saya akan mempelajarinya lagi.